Kamis, 07 Mei 2009

Pagaruyuang4

YANG DI PERTUAN SULTAN ALAM MUNINGSYAH
Tuanku Raja Muning Alamsyah atau juga yang disebut Yang
Dipertuan Sultan Alam Muningsyah adalah raja alam Pagaruyung yang
secara luar biasa selamat dari tragedi pembunuhan di Koto Tangah,
Tanah Datar pada tahun 1809 dalam masa Perang Paderi berkecamuk di
Minangkabau. Tahun terjadinya tragedi ini dipertikaikan. Christine
Dobin mencatatkan dalam Kebangkitan Islam Dalam Ekonomi Petani
Yang Sedang Berubah, (Inis, Jakarta 1992) tragedi tersebut terjadi pada
tahun 1815, sebagaimana yang juga ditulis Rusli Amran dalam Sumatera
Barat Hingga Plakat Panjang, (Sinar Harapan, Jakarta 1981).
Menurut A.A.Navis dalam Alam Terkembang Jadi Guru
(Penerbit PT Pustaka Grafiti pers, Jakarta 1984 cetakan pertama) tragedi
tersebut bermula dari pertengkaran antara kaum Paderi dengan kaum adat
yang diwakili oleh raja beserta pembesar kerajaan lainnya. Menurut MD
Mansur dkk.dalam Sejarah Minangkabau (Penerbit Bharata, Jakarta,
1970) perundingan tersebut diadakan pada tahun 1809. Padamulanya
dilakukan dengan iktikad baik oleh Tuanku Lintau, telah beralih menjadi
sebuah pertengkaran. Menurut Muhamad Radjab dalam bukunya Perang
Paderi, (Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1964 cetakan kedua) hal itu
terjadi juga pada tahun 1809. Karena ikut campurnya Tuanku Lelo, salah
seorang tokoh Paderi yang ambisius dari Tapanuli Selatan. Beberapa
orang dari keluarga raja seperti Tuanku Rajo Naro, Tuanku di Talang dan
seorang putra raja lainnya dituduh tidak menjalankan aqidah Islam secara
benar, oleh karena itu mereka anggap kapir dan harus dibunuh.
Perundingan berubah menjadi pertengkaran dan berlanjut menjadi
pembunuhan. Semua rombongan raja beserta Basa Ampek Balai dan para
penghulu lainnya terbunuh. Daulat Yang Dipertuan Muningsyah dapat
menyelamatkan diri dengan cara yang ajaib sekali. Baginda bersama
2
cucu perempuannya Puti Reno Sori menghindar ke Lubuk Jambi
Kuantan.
Menurut silsilah raja-raja Pagaruyung, Puti Reno Sori bersaudara
dengan Sultan Alam Bagagar Syah, pada masa yang sama menyingkir ke
Padang. Sultan Alam Bagagar Syah, Puti Reno Sori dan tiga saudara
mereka lainnya adalah anak dari Tuan Gadih Puti Reno Janji dan
ayahnya Yang Dipertuan Fatah. Sewaktu Sultan Alam Bagagar Syah
dinobatkan menjadi raja alam menggantikan datuknya Sultan Alam
Muningsyah, saudara sepupunya Sultan Abdul Jalil yang berada di Buo
dikukuhkan menjadi Raja Adat dengan gelar Yang Dipertuan
Sembahyang.
A.A. Navis dalam Alam Terkembang Jadi Guru, mencatat bahwa
Daulat Yang Dipertuan Muningsyah wafat pada 1825 dalam usia 80
tahun. Baginda dimakamkan di pemakaman raja-raja Minangkabau,
ustano rajo di Pagaruyung.

Tidak ada komentar: